Apa Kabar Ekonomi Indonesia di Tengah Paandemi Virus Corona ?
Untuk saat ini, Indonesia masih bertempur dengan yang namanya Virus Corona. Masanya Virus Corona ini belum juga usai. Bahkan konon katanya berdasarkan dengan Data penelitian Virus Corona, korban virus ini bertambah.
Lalu bagaimana dengan kabarnya ekonomi negara Indonesia?
Beberapa Perusahaan bahkan terpaksa menutup usaha dan juga memberhentikan sejumlah karyawan. Ekonomi suatu negara sangat berkaitan pada beberapa aspek. Infrastuktur,Pertanian, Perdagangan, Industri merupakan aspek yang berhubungan dengan meningkat ataupun menurunnya suatu ekonomi negara.
Pandemi corona (Covid-19) yang melanda Indonesia beberapa waktu terakhir cukup berdampak pada surutnya aktivitas ekonomi Indonesia. Seluruh sektor industri dan bisnis pun terkena dampak, termasuk sektor properti.
Sejak Oktober 2019 lalu, sektor properti sedang mengalami peningkatan setelah terjadi perlambatan selama tiga tahun terakhir. Pukulan telak pandemi corona terhadap bisnis properti tersebut pun diakui oleh Associate Executive Director Century 21 Indonesia, Daniel Handojo. “Saya rasa semua industri terkena dampaknya, bukan cuma properti. Tapi, properti termasuk yang cukup cepat terkena dampak dari masuknya pandemi corona di Indonesia,” kata Daniel melalui sambungan telepon, Selasa (2/6/2020).
Akibatnya, selama kurang lebih satu bulan hampir semua aktivitas sektor properti terganggu. Bahkan, broker dan agen- agen properti harus bekerja ekstra keras. Namun, perlahan sektor properti mulai kembali bergairah. Daniel mengungkapkan, saat ini sektor properti sudah mulai beradaptasi dengan keadaan pasar di masa pandemi corona.
Kunci beradaptasi selama pandemi Akan tetapi, selain mendatangkan peluang, kondisi pandemi saat ini juga memunculkan berbagai tantangan baru. Daniel menjelaskan, tantangan pertama di masa pandemi adalah soal produk. Menurutnya, developer harus lebih matang saat merencanakan produknya.
Target pasar harus jelas dan produknya bisa menjawab kebutuhan konsumen. Selama ini, papar Daniel, banyak developer yang menyasar investor besar sebagai konsumennya.
Dalam hal ini, investor tersebut merupakan konsumen dengan investasi jangka pendek. Artinya, setelah dibeli, properti akan dijual kembali untuk mendapatkan untung. “Sayangnya, properti itu sebenarnya bentuk investasi jangka panjang. Tidak bisa untuk jangka pendek saja. Akibatnya terjadi oversupply. Banyak properti kosong yang tidak bisa disewakan. Kalau sudah begitu, harga jual kembalinya juga pasti akan turun,” ucapnya.
Hal itu pun memengaruhi cara kerja agen-agen properti. Jika biasanya aktivitas pemasaran dilakukan secara konvensional, seperti visit show unit rumah, selama PSBB kegiatan itu tidak bisa lagi dilakukan.
Komentar
Posting Komentar